Batik lasem merupakan seni batik tulis gaya pesisiran yang kaya warna dan memiliki ciri multikultural, sebagai akibat dari akulturisasi dari banyak budaya, khususnya budaya cina / Thionghoa dan budaya jawa. Dalam sehelai batik lasem, mudah dikenali perpaduan warna dan motif hasil silang budaya tersebut. Misalnya, motif fauna khas china (burung hong atau phoenix, killin, liong atau naga, ikan mas dan sebagainya atau motif flora (bunga seruni, delima, magnolia, peoni, sakura dan sebagainya dikombinasikan dengan motif geometris khas batik pedalaman (vorstenlanden) seperti parang, kawung, lereng dan sebagainya. Silang budaya dalam bentuk kombinasi warna, sebagai contoh dapat dilihat pada batik tiga negeri. Batik tiga negeri memiliki kombinasi warna khas merah marun (pengaruh budaya cina, proses pewarnaan di Lasem) biru (pengaruh budaya Belanda / Eropa, proses pewarnaan di Pekalongan) dan soga (pengaruh budaya jawa, proses pewarnaan di Surakarta / Solo).
Secara umum motif, jenis motif Batik Lasem di bedakan menjadi motif Cina (motif yang dipengaruhi budaya Cina) dan non Cina (motif yang tidak dipengaruhi budaya Cina)
• Contoh motif cina motif-motif fauna cina burung hong atau phoenix (dikenal dengan lok can), naga (liong), killin, ayam hutan, ikan emas, kijang, kelelawar, kupu-kupu,kura-kura, ular, udang, kepiting dan sebagainya. Motif flora cina misal bunga seruni (chrysantheum), peoni, magnolia, sakura (cherry blossom), bambu dan sebagainya. Sedangkan motif lain yang bergaya Cina adalah kipas banji, delapan dewa (pat sian),dewa bulan, koin uang (uang kepeng).
• Sedangkan contoh motif non Cina antara lain adalah sekar Jagad, kendoro-kendiri, gringsing, kricak atau watu pecah, pasiran, lung-lungan, gunung ringgit, pring-pringan, pasiran kawung, kawung mlati, endok mlati, bledak mataram, bledak cabe, sido mukti, latohan, parang rusak, parang tritis, ceplok benik, sekar srengsengan, ceplok piring, ceplok piring, ukel, algae dan lain sebagainya.
Keseluruhan jenis motif tersebut diatas disebut sebagai motif Laseman. Motif laseman memiliki pengaruh yang sangat kuat pada batik indramayu, jambi Palembang, bahkan Pekalongan, Solo dan Yogya.
Proses pembuatan batik tulis lasem tidak banyak berbeda dengan pembuatan batik tulis di daerah lain. Sebagai ilustrasi, guna menghasilkan Batik Tiga Negeri (warna dominan : merah, biru dan soga / coklat).
1. Diketel selama 7 hari
2. Dikemplongi yaitu dipukuli dengan alat pemukul terbuat dari kayu
3. Dipola
4. Dilengrengi
5. Diberi isen-isen
6. Di terusi
7. Di tembok dengan cairan lilin / wax malam untuk kelak berwarna putih
8. Diwedel dengan warna biru muda
9. Dicelup warna merah (abangan)
10. Ditembok II pada warna merah
11. Dicelup dengan warna coklat / soga
12. Dicelup dengan warna biru (bironi)
13. Dilorot yaitu direbus dengan air mendidih untuk menghilangkan lilin penutup
14. Dicuci
15. Dijemur
16. Dikemplongi
17. Dikemas
18. Dijual atau dipakai sendiri
Catatan : tahap no. 1-2 adalah tahap untuk mempersiapkan kain agar hasil pembatikan lebih baik warnanya. Tahapan persiapan kain ini sekarang hanya dilakukan oleh sebagian kecil pembatik karena alasan efisiansi waktu dan biaya
Disarikan dari buku berjudul “Eksplorasi Sejarah Batik Lasem” karya William Kwan HL, Dyah Rosina, Aulia Hadi Penerbit IPI Institut Pluralisme Indonesia, Jakarta Timur.